INFO BRUTAL FPI

INDONESIA HAR INI E-BOOK INTOLERANSI  TERORISME KESESATAN HIZBUT TAHRIR INFO BRUTAL FPI QANUN PEMIKIRAN ISLAM MODERN FREETHINKER

 
 

 
 
 

Menurut Kamus, Imam adalah, The man who leads prayers in a mosque; for Shiites an imam is a recognized authority on Islamic theology and law and a spiritual guide; among the Mohammedans, a minister or priest who performs the regular service of the mosque; pemimpin salat (pada salat yang dilakukan bersama-sama); pemimpin; kepala. Imam juga dipakai sebagai gelar pemimpin; penghulu; pemimpin; Pastor yg mempersembahkan kurban misa atau memimpin upacara gereja; juga bermakna padri.

Jauh sebelum adanya agama-agama Semit di Timur Tengah, masyarakat mono-religius (bukan monotheis) di sana telah mengenal jabatan Imam dan Imam Besar. Pada masa itu, setipa kuil - temple, tempat melakukan ritus keagamaan/penyembahan minimal ada seorang yang bertindak sebagai Imam. Ia bertugas mendampingin serta mewakili rakyat untuk mempersembahkan korban atau kurban (biasanya berupa darah, binatang, bahkan manusia) kepada IA, YANG DISEMBAH.

[Catatan sejarah menyatakan bahwa mertua Nabi Musa adalah seorang Imam pada salah satu Kuil Penyembahan di Midian. Juga, ada catatan tentang Imam Besar Amon di Thebes, Mesir, yang selalu berdiri di samping Raja dan para Firaun yang berkuasa di sana]

Belakangan, ketika Musa membangun dasar-dasar penyembahan yang harus dilakukan oleh umat Allah (sesuai Hukum Taurat atau Torah), maka dilakukan  pengadaptasian kata Imam dan Imam besar. Pusat penyembahan yang dibangun oleh Musa di Kemah Perjanjian - Kemah Suci, dibagi dalam tiga bagian yaitu Altar, Ruang Suci, dan Ruang Maha Suci. Umat yang mau menyembah atau melakuan ibadah, hanya cukup di Altar; imam-imam biasa, cukup sampi di Ruang Suci; hanya Imam Besar, yang boleh masuk ke Ruang Maha Suci. Tidak semua orang bisa menjadi Imam atau pun Imam besar; dalam ibadah umat pada masa lalu, seseorang bisa menjadi Imam dengan persyaratan yang ketat. Jila menjadi Imam besar, maka ia sebelumnya adalah seorang Imam biasa, yang magang pada Imam Bear; serta ada puluhan syarat harus ia jalani, sebelum diangkat menjadi Imam Besar.

Hingga masa kini, jabatan Imam dan Imam Besar tersebut, dengan berbagai perluasan makna, arti, dan fungsi, masih digunakan (terutama) pada agama Yahudi dan Islam. Namun, untuk menjadi seorang Imam Besar, pada agama Yahudi dan Islam, mungkin saja mempunyai kriteria yang berbeda atau pun cara pengangkatan yang tak sama. Akan tetapi, pada umumnya, mereka yang menjadi Imam Besar tersebut, adalah bukan orang semberangan; ia adalah seseorang yang terikat pada tempat ibadah tertentu (di suatu tempat; misalnya Imam Besar Mesjid Istiqlal, yang mendampingin Barack Obama, ketika mengunjungi Indonesia dan bertamu di Istiqlal), sesuai dengan (tak jauh beda dengan) makna dan fungsinya pada masa lalu.

Agaknya berdasar makan Imam Besar itulah, dan ditambah dengan perluasan makna dan kriteria yang ada pada FPI (yang tidak diketahui oleh orang-orang di luar FPI), maka pada tanggal 23 Agustus malam (dalam pleno Munas FPI di Bekasi); maka (panitia-peserta) munas mengangkat Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sebagai Imam Besar FPI, dengan masa tugas seumur hidup.

Keputusan Munas FPI tersebut, menurut KH Awit Mashuri adalah, ” … pengalaman Rizieq Shihab menggerakkan FPI selama 15 tahun, berhasil membesarkan FPI dan memiliki banyak anggota yang tersebar di seluruh Indonesia. Dia memiliki karisma, …”

Sebagai Imam Besar FPI, Habib Rizieq menegaskan,

” ... orientasi perjuangan FPI itu antara lain FPI tidak penah menolak pilar negara, tidak menolak Pancasila, tidak menolak UUD 45 selama tidak bertentangan dengan Islam, dan tidak menolak Bhineka Tunggal Ika. FPI adalah pelayan umat dan pembela agama, bukan musuh negara, bukan musuh bangsa, bukan musuh TNI, serta bukan musuh Polri dan pejabat. FPI adalah musuh kemungkaran dan korupsi, pelacuran, miras, narkoba, perjudian, dan musuh kebatilan.

Agar seluruh umat saling menghormati dan tidak mengganggu satu sama lain. FPI juga tidak menolak pluralisme sebab semua agama memiliki keyakinan dan kebenaran masing-masing. Bahkan, untuk membela NKRI, FPI siap menjadi barisan paling depan dalam melawan separatisme. Kami siap dikirim untuk melawan separatis, …” [tempo.co]

Menyimak pernyataan Imam Besar Rizieq Shihab di atas, maka ada yang beda (lihat tulisan berwarna hijau). Kata-kata tersebut, mungkin saja merupakan langka-langkah ke depan, yang akan dilakukan oleh FPI. Semacam FPI Baru; apalagi Sang Habib telah menjadi Imam Besar, dan menjadi Caoln Presiden NKRI Bersyariah.

Tentu saja kita masih ingat bahwa, kemarin-kemarin FPI (orang-orang FPI) melakukan kekerasan terhadap diskusi teologis Islam-Kristen di Surabaya; mereka juga pelakon perobohan Gereja di Bekasi; dan masih banyak lagi peristiwa anarkis yang dilakukan oleh FPI, termasuk tak sedikit suara/vidio dari orang-orang/tokoh FPI di Youtube menolak hal-hal yang tertulis hijau di atas.

Kita menunggu LANGKAH BESAR yang akan dilakukan oleh IMAM BESAR Rizieq Shihab melalui FPI.

137741515761277566
 
 

FPI BERTINDAK TANPA KECERDASAN: Pada dasarnya, pada saat TUHAN Allah menciptakan manusia, Ia melengkapi mereka dengan semua kecerdasanan tersebut. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan pikiran serta adaptasi dengan sikon lingkungan hidup dan kehidupannya, pada masing-masing orang, kecerdasan-kecerdasan tersebut mengalami peningkatan maupun degradasi.

Pada seseorang, ada keunggulan di bidang spasial, kinestik, personal namun lemah pada bidang lain; demikian juga ada orang-orang yang unggul secara musikal, namun kurang pada bidang lain, dan seterunya. Semua kekurangan dan kelebihan, kelemahan dan kekuatan, merupakan suatu kekayaan yang melahirkan dinamika dalam hubungan antar manusia-manusia serta manusia-alam sehingga hidup dan kehidupan menjadi lebih bermakna.

Pada intinya, manusia mempunyai berbagai kecerdasan, antara lain

Kecerdasan Linguistik. Manusia diciptakan sebagai makhluk beriteraksi satu sama lain. Salah satu cara berinteraksi adalah dengan kata-kata. Kecerdasan linguistik, dipahami sebagai kemampuan menggunakan bahasa kata-kata untuk berkomunikasi; atau kemampuan dan kreativitas yang memunculkan apa yang ada dalam pikiran menjadi kata-kata, kemudian disusun sebagai suatu sistem bahasa.

Kecerdasan musikal. Yubal adalah bapak seni dan instrumen musik. Ia tidak pernah belajar dari siapapun, namun dalam dirinya ada kecerdasan musikal sehingga mampu menciptakan musik.

Kecerdasan logika [dan] matematika. Kecerdasan logika matematika, secara sederhana, ada pada hampir semua manusia.

Kecerdasan spasial. Hidup dan kehidupan manusia berada di dan dalam dimensi yang terlihat dan tidak. Dimensi yang terlihat, misalnya ada batas-batas tingi, panjang, luas, area dan arena yang terbatas secara geografis. Dimensi yang tidak terlihat atau imajinatif, ada batas-batasnya namun tidak terbentuk, misalnya tanggal, hari, waktu, era, dan masa. Dalam pikiran dan sikonnya, manusia bisa memahami perbedaan kemarin dan hari ini, namun ia tidak bisa menentukan batas geografis antara kemarin dan hari ini; manusia mampu menentukan batas imajinatif antara waktu lalu dan masa kini, dan seterusnya. Ia hanya bisa menentukan dan merasakan semuanya itu hanya ada dalam imajinasi.

Kecerdasan Kinestik, olah gerak tubuh. Merupakan kemampuan menggerakkan anggota tubuh sekaligus mengolahnya sehingga menjadi bahasa yang menarik perhatian orang lain. Mereka mampu, mengembangkan bahasa tubuh secara optimal, dinamis, kreatif pada saat yang tepat untuk menarik perhatian, menjadi tontonan, ataupun menolak sesuatu yang tidak disukai.

Kecerdasan personal. Kecerdasan personal, mampukan manusia memahami perasaan, hati, serta tempramen orang lain. Sehingga [secara relatif] mampu membangun relasi yang penuh kehangatan dan persahabatan dan apa adanya; dengan cepat mengenal dan menghargai orang lain sebagai bagian dari dirinya.

Kecerdasan intra-personal. Manusia mampu melihat jauh ke dalam diri orang lain; tetapi juga [seharusnya] dapat mengasihi, melihat, memahami, mengerti potensi serta kemampuan dirinya sendiri. Kemampuan untuk melihat, memahami, mengerti diri sendiri itulah yang merupakan bagian kecerdasan intra-personal. Kecerdasan tersebut menjadikan manusia menemukan jatidirinya secara utuh sebagai ciptaan yang mempunyai tugas rangkap di dunia atau di mana saja ia ditempatkan TUHAN Allah.

[Lengkapnya, lihat Jappy Pellokila, Kecerdasan Manusia, dalam Jurnal Guru Indonesia]

Orang-orang yang bergabung dengan FPI (dan juga ormas sejenis), telah menunjukan serta menampilkan ke hadapan publik Nusantara (dan juga Dunia), bahwa mereka mempunyai ciri khas yang beda dengan umat beragama di planet Bumi.

Bahasa kata dan tindakan yang mereka perlihatkan benar-benar pure tidak masuk akal sehat (yang biasanya ada) pada orang-orang yang normal serta menjujung tinggi serta mempunyai nilai-nilai hidup dan kehidupan yang patut diteladani.

Beberapa rekan, dengan sinis menyatakan (pada intinya), bahwa, “Kelakukan FPI tersebut, bukan saja mempermalukan Islam dan Umat Islam di Dunia, tetap sekaligus menunjukan ketidakcerdasan mereka, … .”

Apa iya,  FPI itu tidak cerdas;!? sang ketua mereka adalah seseorang dengan latar pendidikan yang memadai; tak sedikit pentolan-pentolan FPI yang bergelar akademis S1, S2, serta mempunyai jabatan - gelar keagamaan yang tak semua orang punyai.

Ok lah, jika memang FPI itu adalah orang-orang yang cukup cerdas dan penuh kecerdasan, maka, berdasar ciri kecerdasan manusia (lihat suplemen, di atas) maka coba menelusuri, kecerdadasn model apakah yang diperlihatkan oleh FPI.

Kecerdasan Linguistik. Apakah FPI memiliki hal ini!? Coba simak Vido ini dan yang ada di sini; pada kedua vidio ini, memperlihatkan cara berbahasa petinggi FPI, yang penuh dengan kata-kata tak bersahabat, ancaman, bahkan ajakan untuk membunuh.

Jelas, FPI tak punya Kecerdasan Linguistik.

Kecerdasan Musikal. Mungkin ada, tapi yang bersifat ndandut, irama padang pasir, dan sejenisnya; jika lain itu maka adalah musik hasil prosuk setan. Akibatnya, FPI tampil sebagai penyarin dan penolak artis Manca Negara yang gaya musiknya beda dengan apa yang ada di kepala mereka.

Jelas, 50-50; FPI masih mempunyai Kecerdasan Musikal

Kecerdasan Logika [dan] matematika. Ini yang membingungkan; pada umumnya FPI bertindak di luara logika kemanusiaan yang normal. Sepak terjangnya, malah menakutkan dan membuat orang lain penuh ketakutan. Nah, makhluk apakah yang bisanya menakutkan …!?

Jelas, FPI, katakanlah, pada umumnya selalu tampil tanpa logika Normal.

Kecerdasan Spasial. Jika ikuti tampilan FPI yang tanpa logika normal, maka mereka pun tak punyai Kecerdasan Spasial. Hal itu bagaikan orang-orang yang sudah kehilangan orientasi geografis, waktu, dan masa. Lihat saja, kemarin-kemarin, saat-saat Ramadhan yang ramah, damai, tenang, justru mereka mara dan bertindak amarah

Jelas, FPI tanpa Kecerdasan Spasial.

Kecerdasan Kinestik, olah gerak tubuh. Mungkin saja, kecerdasan ini ada pada FPI, sehingga mereka mampu  menggerakkan anggota tubuh sekaligus mengolahnya sehingga menjadi bahasa yang menarik perhatian orang lain. Sayangnya, yang mereka lakukan bukan bahasa keindahan melainkan sepak terjang yang optimal, dinamis, kreatif pada saat yang tepat untuk menarik perhatian, menjadi tontonan, ataupun menolak sesuatu yang tidak disukai. Plus alat bantu yang mereka gunakan pun hebat yaitu fentung, batu, toa, dan sejenenisnya.

Jelas, FPI mempunyai Kecerdasan Kinestik untuk merusak, menghancurkan, memporak-porandakan, serta destruktif.

Kecerdasan Personal. Taka perlu dijelaksan dan berikan contoh; karena mungkin anda (saya yang lagi baca) mempunya pengalam bergaul dan mengenal mereka. Tapi, ada satu contoh yang menarik, yaitu orang FPI, jika kalah debat pasti akan (langsung) Takbir dan Kafirkan si lawan debat, juga nyiram dengan teh.

Jelas, FPI tak punya Kecerdasan Personal.

Kecerdasan Intra-personal. FPI adalah contoh paling nyata dari manusia yang mampu melihat jauh ke dalam diri orang lain; sehingga tak bisa mengasihi, melihat, memahami, mengerti potensi serta kemampuan dirinya sendiri. Padahal, kemampuan untuk melihat, memahami, mengerti diri sendiri itulah yang merupakan bagian kecerdasan intra-personal. Bisa saja, FPI tak bisa memahami dan mengerti jatidirinya secara utuh sebagai ciptaan yang mempunyai tugas rangkap di dunia atau di mana saja ia ditempatkan TUHAN Allah,

Jelas, FPI tak mempunyai Kecerdasan Intra-personal.

Bagaimana dengan Kecerdasan Spiritual - Keagamaan!? Pada umumnya, orang-orang yang ahli dalam/pada bidang agama, para ahli ugama, spiritualis/t menyatakan bahwa Kecerdasan Keagamaan, akan membuat seseorang lebih tenang, teduh, adem, membawa damai, dan juga berhikmat.

Di mana dan pada saat apa pun, ketika ia tampil, maka (ia) menjadi terang untuk orang lain atau sesamanya. Dalam arti kehadirannya menjadikan sesamanya merasa damai, aman, bahkan memunculkan aura ketenangan, ketenteraman, bukan saja kepada manusia namun semua makhluk.

Jika, Kecerdasan Keagamaan bermakna seperti itu, maka apakah telah diperlihatkan oleh FPI!? Tentu tidak atau jauuuuuuuuuuuh banget dari harapan.

Jelas, FPI tak menunjukan diri sebagai orang-orang yang mempunyai Kecerdasan Keagamaan.

Lalu, apa yang ada pada FPI!? Kecerdasan apakah yang mereka miliki, yang mampu ditampilkan agar benar sebagai Fron Pembela Keagamaan!?

[sumber/klik]

 

1374420715695060608

 

Sentimen SARA merupakan perilaku manusia, khususnya umat beragama [yang diwujudkan melalui kata, tindakan, kebijakan, keputusan] yang merendahkan, membatasi, dan meremehkan [termasuk tidak memberi kesempatan dan peluang], agar orang yang berbeda agama mendapatkan hak-haknya serta mampu mengaktualisasi dirinya secara kreatif.

1330218877323990690

Di mana-mana ada bahasan tentang pembubaran serta penolakan terhadap FPI; akan tetapi tidak sedikit tokoh agama dan politisi yang mendukung atau ‘menyatakan’ FPI tak perlu dibubarkan. Agaknya para tokoh tersebut melihat sisi baik - keuntungan jika FPI tidak dibubarkan.

  1. Sebagai gerakan pembela agama. Dari namanya, sangat jelas, bahwa mereka membela Agama Islam (Agama atau Umat!?). Mungkin yang mereka maksud adalah membela umat Islam. Membela umat Islam Indonesia agar bebas dari penindasan (saya malah bingung, karena siapa yang menindas umat Islam di Indonesia). Jika mereka maksud adalah membela Agama Islam - Agama Allah, malah, saya sangat heran, karena ALLAH YANG MAHAKUASA (saya masih percaya IA MAHAKUASA) tersebut, ko’ membutuhkan manusia untuk membela agama. Apa memang (di Indonesia), IA menjadi TIDAK MAHAKUASA!?
  2. Sebagai contoh umat yang telah melaksanakan ajaran agama dengan cara paling benar.  Mereka memperlihatkan kejujuran sebagai gerakan pemurnian agama dengan cara keras. Dan alat yang digunakan pun gampang, yaitu, pentungan, kayu, besi, pengeras suara, teriak-teriak.
  3. Kemungkinan ada banyak tokoh yang mendukung mereka.  Karena tak diragukan lagi militansinya, serta kecintaan mereka ke/pada para habib. Sehingga hanya mereka yang bisa membagi manusia Indonesia ke dalam kafir serta tidak kafir.
  4. Mungkin saja mereka adalah bagian dari  tim persiapan pelaksanan syariah dan negara Islam Indonesia.
  5. Mereka adalah ormas yang TAK MEMPERMALUKAN ISLAM dengan bahasa kekerasan - bahasa brutal - bahasa rusuh - bahasa kekacauan; malah mereka TELAH memperlihatkan DAMAI dan KEDAMAIAN menurut VERSI sendiri. damai dan kedamaian tersebut hanya bisa terjadi jika semuanya sesuai dengan  keinginan  dan konsep-konsep FPI; diluar itu harus dimusnahkan.
  6. Mungkin, bisa difungsikan sebagai alat atau perangkat untuk menunjang sentimen SARA. Pihak luar bisa memberi masukan-masukan kepada mereka agar bisa menjadi alat untuk dikerahkan ke berbagai penjuru. Para tokoh-tokoh atau pemimpin Agama, politik, penguasa, pengusaha, pemerintah, kepala suku atau pun sub-suku. Mereka adalah orang-orang yang ingin meraih keuntungan dari suatu perbedaan. Bagi mereka, perbedaan merupakan suatu kesalahan dan ketimpangan sosial, sehingga perlu diperbaiki melalui pemurnian dengan cara menghilangkan atau menghancurkan semua hal yang berbeda.
  7. Agaknya dapat difungsikan sebagai pendemo. Para politisi yang tidak bisa menerima kekalahan pada pemilihan pimpinan daerah [wilayah] maupun politik; ada banyak kasus kerusuhan sosial yang terjadi di Indonesia akibat [sesaat] setelah pemilihan lurah [kepala desa], bupati, walikota, bahkan gubernur; calon atau kandidat yang kalah, secara langsung maupun tidak, menggerakkan massa pendukungnya agar melakukan protes dan demonstrasi, yang diakhiri dengan kekerasan serta kerusuhan.
  8. Bisa jadi, dapat berfungsi sebagai alat penggerak masa untuk penolakan pembangunan tempat ibadah. Para bupati/walikota/camat/lurah/ dan seterusnya, agar tak dibilang anti Pancasila, maka mereka mengeluarkan IMB mendirikan Gedung gereja; akan tetapi hati kecilnya - jiwanya menolak. Nah, untuk itu mereka membutuhkan orang-orang seperti FPI, sehingga bisa sebagai gebrakan rakyat yang menolak adanya tempat berdirinya ibadah (terutama Gereja). Dengan itu, mudah dimengerti jika ada perusakan tempat usaha etnis tertentu; tempat ibadah agama-agama; rekayasa sosial dan membangun opini publik melalui media massa, agar seseorang yang berbeda SARA tidak menduduki jabatan struktural, fungsional, dan politik di lingkungan pemerintah maupun bidang-bidang terkait lainnya
  9. Dan juga, jika tak bubarkan, maka memungkinkan sebagai alat penggerak - pengumpul massa dalam rangka kampanye pemilu - pilkada dan lain sebagainya.
  10. Silahkan anda masukan yang baru ..
Anda bisa melakukan googling tentang sepak-terjang FPI, setahun belakangan, FPI terlibat (atau dilibatkan) ke/dalam banyak hal, termasuk urusan politik khusunya Pilkada.

Di samping itu, sepak pentung - sepak hajar dari/dan oleh FPI bukan lagi pada hal-hal berupa miras, maksiat atau sejenisnya, mereka pun hadir dan ada (serta ikut merusuh) pada penolakan pendirian tempat ibadah, menolak pertunjukan artis dari Manca Negara, serta mendobrak diskusi - dialog antar iman, bedah buku, serta mengobrak-abrik kegiatan waria.

Emang, FPI itu luar biasa …. FPI bisa masuk kemana-mana dengan gampang, kemudian meninggalkan korban, kehancuran, dan seterusnya.

Dengan demikian, sebagai gerakan pembela agama, entah direstui atau tidak, FPI patut ditidakbubarkan, karena apa yang mereka lakukan-buat berdampak postif; positif karena memunculkan trauma psikhologis, ketakutan, dan ketidakamanan.  Siapa yang diuntungkan ….!?

FPI pun tak perlu bubar, karena akan menguntungkan TUHAN Allah; Ia tak perlu lagi menumpahkan murka-Nya ke/pada mereka yang berdosa dan melanggar Firman-Nya, karena sudah ada FPI yang mampu lakukan itu.

Dengan demikian, siapa yang melawan perintah Sang Ilahi, maka akan berhadapan dengan pasukan pentungan, kayu, besi, pengeras suara, teriak-teriak.

FPI telah mengharumkan nama Indonesia sebagai bangsa yang tak tahan melihat ketidakberesan di/dalam masyarakat. Karena FPI telah TAK MEMPERMALUKAN ISLAM dengan bahasa kekerasan - bahasa brutal - bahasa rusuh - bahasa kekacauan, melainkan bahasa konvoi, serang, pentung, sweeping, serbu, keroyokan, dan sejenisnya. Dengan cara-cara itu, siapa yang berani melawan FPI!?

FPI telah memperlihatkan DAMAI dan KEDAMAIAN; damai dan kedamaian tersebut hanya bisa terjadi jika semuanya sesuai dengan  keinginan  dan konsep-konsep FPI; di luar itu harus dimusnahkan.

 

Oleh Jappy Pellokila/Opa Jappy 

https://twitter.com/OpaJappy

 

SELAMAT DATANG

 
TULIS KOMENTAR